Selasa, 13 Desember 2016

Lactation Energy Bites: Done!

Resep Asli LEB
Liburan 12 Desember 2016 kemarin saya sukses bikin Lactation Energy Bites (LEB). Perjuangan banget sih soalnya Baby Ve maunya nempel terus. Akhirnya dari yang rencananya praktek 2 (dua) resep yang tereksekusi cuma 1 (satu) resep.


Si LEB ini gampang banget bikinnya. Tinggal masukin semua bahan jadi satu, aduk-aduk sampai tercampur rata, dibentuk bola-bola trus tinggal masuk freezer. Waktu pembuatannya kurang dari 30 menit (tanpa gangguan ya!).
Cup tempat selai


LEB yang saya buat mengalami sedikit modifikasi yah... lebih ke takaran bahan-bahannya sih. Penyebabnya karena saya males ngotor-ngotorin si cup takaran yang saya punya. Hahahhaa....

Oke, cuap-cuapnya cukup yah, begini cara saya bikin:


Bahan-bahan:
  • 1 cup selai kacang (saya pakai merek Alfamart karena murah sekitar Rp. 13.000,- dan ga mengandung susu sapi)
  • 2 cup rolled oatmeal merek Haverjoy (saya pilih merek ini karena murah tapi saya lupa harganya berapa)
  • 1 cup chocolate chips (saya pakai perek Collata karena murah dan tidak mengandung susu sapi)
  • 3/4 cup flaxseed (saya pakai yang whole (utuh) karena murah, saya beli online di Tokopedia Rp. 15.000,-/250 gr + ongkir Rp. 9.000,-. Karena Flaxseed utuh ini rasanya seperti rumput, jadi saya sangrai dulu sebentar)
  • 2/3 cup madu (saya pakai madu TJ karena itu yang ada di rumah)
  • Adonan yang sudah tercampur rata
  • 2 bungkus kecil vanili bubuk cap koepoe-koepoe (sekali lagi karena stok yang ada di rumah sepertinya yang dimaksud di resep asli itu vanili berbentuk cair)

Cara Pembuatan:
  • Masukkan semua bahan ke dalam wadah
  • Campur sampai tercampur rata
  • Bentuk adonan berbentuk bola-bola (saya bentuk pakai sendok dan berhasil membuat 18 bola-bola dengan ukuran berbeda-beda)
  • Masukkan dalam freezer
  • LEB siap dinikmati! 

rolled oat

Tadinya saya sempat ragu mengenai rasa makanan ini. Saya sampai pesan kepada Uti, "Ti...nanti kalo rasanya ga enak, Uti yang abisin yah..."
Hahahhaaa... Iya, saya emang anak kurang ajar..


Kesulitan dalam membuat LEB adalah menjauhkan tangan Baby Ve dari adonan. Si kecil ini lagi seneng-senengnya ngacak-ngacak segala sesuatu. Apalagi yang lagi dikerjakan mamanya. Setelah tidak berhasil membuat bola-bola LEB sambil menggendong samping Baby Ve, dan sempat memakai gendongan carrier dengan cara gemblok, akhirnya si Ve kecil saya serah-terimakan ke papanya. Hahahahaaaa....


Menurut saya rasa LEB ini lumayan enak dan cukup mengenyangkan, yang bikin rasanya kurang OK di lidah saya adalah si Flaxseed. Walaupun sudah di sangrai (boleh ga ya sebenernya di sangrai?!) ternyata rasanya masih aja kurang cocok di lidah saya. Mungkin lebih enak pakai yang sudah digiling ya. Ada kok tapi harganya Rp. 40.000,- /250 gr ada juga yang Rp 35.000,-/225 gr
LEB ala Mama Ve


Mengenai fungsi sebagai booster ASI belum bisa saya konfirmasi, karena kalau di rumah saya hanya pumping subuh saja, selebihnya dihisap langsung oleh Baby Ve. Subuh tadi sih ASI yang saya perah agak meningkat, sekitar 2 x 90 ml, tapi ada kemungkinan disebabkan oleh jam terakhir Baby Ve menghisap payudara saya yang masih sekitar jam 21.00.


Selamat mencoba!

NOTES:
Ukuran cup yang saya pakai buka cup takaran untuk membuat kue yang standar itu ya, ini saya pakai cup tempat selai kacang ^_^

Jumat, 09 Desember 2016

Harus Coba Bikin! Lactation Cookies

The Miracle Milk Cookie
Masa ASI seret saya ternyata berkepanjangan. Sejak Baby Ve harus dirawat karena Muntaber (baca disini), produksi ASI saya menurun. Yang tadinya setiap subuh dan sesi pertama di kantor, saya bisa dapat 2 (dua) botol ex UC @ 120-130 ml, sekarang hanya mendapatkan 1 (satu) botol, kalaupun ada lebih hanya sedikit. Sehingga setiap hari total ASIP yang saya hasilkan hanya 3 (tiga) botol, sedangkan jarang sekali Baby Ve minum hanya 3 botol dalam sehari akhirnya stok di freezer pun menipis. Saat saya berangkat kerja pagi tadi, stok di freezer tinggal 7 (tujuh) botol ex UC.

          Kalau ingin mengetahui jadwal memerah saya, bisa baca Jadwal Memerah Asi ala Mama Ve

Sudah beberapa hari ini saya browsing seantero Pinterest mencari resep-resep kue laktasi, 2 yang paling menarik untuk saya buat adalah The Miracle Milk Cookie dan Lactation Energy Bites  alasannya sederhana sih, tampaknya kedua resep itu tidak terlalu sulit dibuat. Tapi ada beberapa bahan yang tidak biasa digunakan untuk pembuatan kue, yaitu brewer's yeast dan flaxseed.

Lactation Energy Bites
Karena saya ini orang yang malas praktis, saya mengandalkan toko online untuk mendapatkan flaxseed dan brewer's yeast. Untuk flaxseed tidak menjadi masalah, sangat banyak toko online yang menjual dari yang murah sampai yang mahal, dari yang masih utuh (whole) sampai yang sudah digiling (milled). Memang yang sudah digiling lebih mahal harganya, Rp. 40.000,-/250 gr. Kemarin saya memesan ntural brown flaxseed whole seharga Rp. 15.000,-/250gr ditambah ongkos kirim Rp. 9.000,- total Rp. 24.000,-, sekarang saya tinggal tunggu pengiriman dan kedatangan barang. Semoga besok barangnya sudah sampai supaya saya bisa membuat Lactation Energy Bites hari senin nanti.

Berbeda dengan flaxseed, untuk brewer's yeast agak sulit ditemukan. Kebanyakan yang ada di (toko on line) Indonesia adalah brewer's yeast untuk binatang peliharaan (kucing dan anjing). Setelah browsing sana-sini, akhirnya di Tokopedia ada juga toko yang menjual brewer's yeast untuk konsumsi manusia, tapi hargaya agak mahal ya, Rp. 109.000 untuk ukuran 250 gr. Pembelian brewer's yeast sepertinya harus ditunda dulu, masuk budget akhir bulan yaaa...

Baiklah, nanti kalau sudah praktek saya akan update lagi...

Kamis, 01 Desember 2016

Jadwal Memerah ASI ala Mama Ve

Buat Ibu bekerja macam saya, memerah ASI merupakan sebuah keharusan. Sering kali menjemukan dan melelahkan namun harus dilakukan demi hasil yang terbaik bagi si kecil.

Saya sudah mulai memerah ASI sejak Ve berusia kurang dari 1 (satu) bulan, namun belum rutin, sesempatnya saja. Hanya untuk mulai membiasakan Ve minum ASIP (ASI Perah). Rutinitas yang sesungguhnya saya mulai saat Ve berusia 1 bulan. Saya memerah setiap pagi. Sebisa mungkin dimulai jam 5 pagi saat Ve belum bangun dan jumlah ASI saya sangat melimpah ruah karena belum dihisap semalaman. Hasilnya, saat kembali bekerja, stok ASIP di freezer ada sekitar 65 botol ex UC.

Berdasarkan sumber-sumber di internet, waktu memerah ASI yang disarankan adalah setiap 2-3 jam sekali. Pada kenyataannya, sebagai praktisi perah (halah!) hal ini sangat sulit untuk dilakukan. apalagi hasil perahan sesi pertama di kantor hanya sedikit. Dalam 1 kali sesi hanya mendapat kurang dari 1 botol ex UC. Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk memerah juga tidak sedikit. Mencuci, steril, pakai memakan total waktu setidaknya 45 menit. Kan tidak enak juga ya kalau kita ambil waktu 3x45 menit. Bisa-bisa pekerjaan saya tidak selesai. Akhirnya saya menyerah!

Pada akhirnya, rutinitas memerah yang saya lakukan adalah seperti ini:
04.30-05.15: Memerah ASIP untuk diminum Ve di sebelum jam 11.00
05.45-06.15: Menyusui Ve secara langsung
11.00-11.45: Memerah sesi 1 di kantor
15.30-16.15: Memerah sesi 2 di kantor
20.00 dst.    : Menyusui Ve secara langsung

Pada hari kerja, biasanya saya menyusui secara langsung sebanyak 3-4 kali dalam sehari dan konsumsi ASIP Baby Ve selama saya bekerja adalah 3-6 botol ex UC per hari.

Selama memerah di kantor, sampai dengan usia Ve 6 bulan, saya bisa mendapat ASI sebanyak 3-3,5 botol ex UC (@120 ml), sedangkan setelah MPASI saya mendapat 2,5-3,5 botol ex UC. Begitu saya mendapatkan haid pertama saya setelah melahirkan pada pertegahan September, jumlahnya kembali menyusut menjadi 2-3 botol ex UC per hari.

Sedangkan hasil perahan saya saat subuh awalnya saya mendapat 2 botol ex UC per hari (sengaja saya batasi hanya 2 botol karena Baby Ve masih akan menyusu langsung), dan sekarang antara 1-2 botol ex. UC, tergantung jam terakhir Ve minum langsung dari payudara saya.


Selama 3 (tiga) bulan dari pertengahan Mei-Juli 2016 saya mendonorkan sebagian ASI saya untuk Baby Gili, anak dari salah satu rekan kerja saya. Saat itu ASI mamanya sudah tidak keluar karena sejak berusia 3 bulanan Baby Gili bingung puting, tidak mau lagi minum langsung dari payudara mamanya. Akibatnya produksi ASI mamanya pun menurun drastis, diikuti siklus menstruasi yang menyakitkan sebagai penyesuaian pemasangan spiral bahkan pernah prosuksinya hanya 20 ml dalam sehari.

Akhirnya walaupun masih ingin memeberi ASI, Mama Gili menyerah dan memberikan susu formula tepat di usia 6 (enam) bulan.Mekanismenya, setiap hari Senin, Rabu dan Jumat, ASIP yang saya dapat akan dibawa pulang oleh Mama Gili sedangkan hasil perah hari Selasa, Kamis dan Sabtu saya bawa pulang. Memang Baby Gili hanya dapat minum 1-2 botol ASIP sehari, namun cukup lumayan dibanding tidak minum ASI sama sekali.

Kami memang tidak melakukan screening seperti yang seharusnya dilakukan dalam pendonoran ASI, ini tidak patut ditiru sebenarnya. Kami harap niat baik kami tidak mengakibatkan efek yang buruk pada Baby Gili.

Sekarang di usia Baby Ve yang hampir 11 bulan, stok ASI di freezer ada 11 botol UC. Hahahaaa.... sudah bikin saya kebat-kebit.

Saya rasa sudah waktunya saya kembali melakukan power pumping. Terakhir kali (pertama kali) saya melakukan power pumping, jumlah ASI perahan saya berhasil meningat sekitar 20-40%. Jadi walaupun power pumping ini lebih melelahkan dan memakan banyak waktu, rasanya patut dicoba kembali.
Kali ini akan ditambah konsumsi ASI booster favorit saya: Almond! Semoga pesanan Almond saya segera datang... ^_^



Jumat, 25 November 2016

Dan Baby Ve pun Menginap di Rumah Sakit

Setelah 3 (tiga) kali muntah dan 3 kali mencret pada hari Jumat, 18 November 2016, Baby Ve tidak tertarik untuk menyusu langsung pada saya. Baiklah tidak apa-apa.
Ketika pada hari Sabtu, 19 November 2016 jam 3 pagi Baby Ve terbangun dari tidurnya, saya pikir dia mau menyusu. Saya sodori payudara saya, tapi dia justru tampak mual dan hoek katanya. Dengan sigap saya memindahkan Baby Ve ke pinggir tempat tidur dan memposisikannya agar dapat muntah.

Entah ada yang keluar dari perutnya atau tidak. Saya belum menyalakan lampu saat itu. Akhirnya kami (saya dan Uti) mengalihkan perhatiannya dengan bermain. Namun tak berapa lama Baby Ve kembali menunjukkan reaksi mual. Kembali saya memposisikannya ke pinggir tempat tidur. Kembali saya tidak tahu adakah yang keluar dari reaksi muntahnya kali ini.

Lampu kamar kami nyalakan. Ternyata ada sedikit isi perut Baby Ve di tempat saya memposisikannya untuk muntah. Uti kembali mengajaknya bermain agar ia merasa lebih baik sementara saya memerah ASI di ruangan lain karena ia masih belum mau menyusu. Setelah selesai dan mendengarnya mulai mengoceh, saya pun kembali menawari Baby Ve untuk menyusu pada payudara yang belum saya perah. Ia menyusu cukup banyak, namun tiba-tiba ia berhenti menyusu, dan tidak berapa lama kemudian ia kembali muntah. Kali ini ASI yang baru saja diminumnya.

Setelah membersihkan bekas muntahan, mungkin karena lelah Baby Ve tertidur dengan sendirinya. Saya berharap ketika bangun nanti kondisi baby Ve membaik.

Ternyata harapan saya hanya tinggal harapan. Walaupun Baby Ve masih tetap aktif namun di pagi itu Baby Ve kembali muntah, bahkan sampai 3 kali buang mencret, 2 (dua) diantaranya bahkan berbentuk cairan. Saat kami mencoba memberinya makan ia malah mual dan muntah. Ketika kami berangat menuju Rumah Sakit jam setengah 12, Ve sudah 5 (lima) kali muntah. Di dalam kendaraan Ve kembali muntah (maafkan Bapak Uber) dan saat menunggu antrian dokter, Ve kembali buang air besar.

Tibalah Nama Baby Ve dipanggil Tante Perawat, kami bertemu dengan dr. Yuni Kurnia Sp.A di RS Meilia Cibubur dan setelah dilakukan pemeriksaan dr. Yuni merekomendasikan agar Baby Ve rawat inap di RS karena sudah mengalami dehidrasi, buktinya adalah dari ubun-ubun Baby Ve yang menjadi cekung. Bisa rawat jalan, tetapi pertanyaannya bisakah kami membuatnya ter-rehidrasi dengan memasukkan banyak cairan ke tubuhnya? Saya ragu! Selama ini Baby Ve bukan bayi yang doyan minum air putih, dibandingkan ASI, jumlah air putih yang diminumnya sangat sedikit.

Baiklah Nak, demi kebaikanmu ya... Untuk sementara waktu kita belum bisa pulang ke rumah...

Kami pun turun untuk mengurus pendaftaran rawat inap. Beruntung kantor suami masih memberikan asuransi kesehatan yang berlaku juga untuk anak. Meskipun nilai limitnya hanya Rp. 250.000,- per malam tapi sungguh membuat tenang masalah biaya. Karena biaya di kelas 2 (berisi 3 tempat tidur) Rp. 350.000,- per malam akhirnya kami mengambil kamar kelas 3 (berisi 4 tempat tidur) yang biayanya Rp. 165.000,- per malam.

Hahaha... Saya pelit yah... Bukannya kenapa-kenapa, biaya rawat inap kan tidak sekedar biaya per malam saja, kami yang menunggu pun harus makan, dan mungkin ada biaya-biaya yang tidak masuk dalam cover pertanggungan. Selain itu saya ingat, RS ini tingkat kepadatannya sedang, jadi saya berharap kamar di kelas 3 tidak terisi semua tempat tidurnya sehingga kami cukup leluasa saat menunggui Baby Ve.

Selesai mengurus pendaftaran rawat inap kami kembali ke lantai 2 RS untuk pemasangan infus sebelum masuk ke kamar. Baby Ve sedang menyusu sehingga saya harus sedikit melakukan atraksi untuk mendapatkan posisi yang pas untuk pemasangan infus. Saya harus mendekap tubuh Baby Ve dengan kaki saya di atas kakinya. Menahan agar tidak bergerak saat pemasangann infus. Tangis Baby Ve pecah bahkan sebelum jarum infus menyentuh kulitnya, kakinya pun sempat lolos dari dekapan kaki saya. Pemasangan infus ini diikuti dengan pengambilan darah untuk cek laboratorium.

Selesai pemasangan infus, Baby Ve yang kembali menyusu saya pangku di kursi roda menuju kamar perawatan. Mungkin karena takut, saat kursi mulai di dorong Baby Ve kembali menangis. Sekarang saya mengetahui perasaan ibu yang anaknya menangis saat akan dibawa menuju ruangan rawat inap: saya tidak peduli tuh, saya tidak malu atau merasa risih, saya hanya fokus untuk membuat anak saya merasa nyaman.

Ternyata harapan saya terkabul. Saat kami masuk kamar sekitar jam setengah 2 siang masih ada 1 (satu) tempat tidur yang tidak terisi itu pun akan segera berkurang karena salah satu pasien sudah diperbolehkan pulang, hanya menunggu penyelesaian administrasi pembayaran.
Malam itu kamar kelas 3 hanya terisi 2 pasien ^_^ Bayar kelas 3 rasa kelas 1 ini... hehehehee....





Rabu, 21 September 2016

Power Pumping!

Proyek baru lagi nih.. namanya power pumping, dan lagi-lagi dapet dari Pinterest! Hahahaiii....

Buat saya menyusui itu bukan hal yang mudah. Banyak harga yang harus dibayar. Dari puting lecet-lecet, bangun tengah malam karena baby Ve lapar sampai rutin pumping supaya punya cukup stok ketika sudah kembali masuk kantor. Iya, semuanya perjuangan.

Saya selalu bangun sebelum jam 5 pagi untuk mendapatkan 2 botol ASI perah (ASIP) dan hal ini masih berlangsung sampai sekarang di usia baby Ve yang 8,5 bulan. tapi sekarang kalau bisa dapat 2 botol di pagi hari buat saya itu WOW banget. Sekarang rata-rata hanya dapat 1-1,5 botol saja. Dan itu pun saya sangat bersyukur.

Di kantor pun tantangan tersendiri. Saya harus bisa curi-curi mengatur waktu sedemikian rupa supaya pasokan ASIP baby Ve selama saya bekerja tetap terpenuhi. Pada awal kembali bekerja saya bisa mendapatkan 3,5 botol per hari bahkan saya sempat mendonorkan ASIP saya untuk anak teman kantor saya selama sekitar 2 bulan. Namun sejak sekitar 2 bulan yang lalu sedikit demi sedikit hasil perahan saya menurun. 2 minggu terakhir ini paling banyak saya hanya mendapat 2,5 botol per hari.

Aaah... sedih rasanya... mulai galau. Tapi ya memang ini akibat kesalahan sendiri, jadwal pumping saya di kantor kurang teratur. Tergantung ketersediaan waktu dan load pekerjaan. Selain itu, baby Ve sempat bingung puting, gadis kecil itu lebih memilih ngenyot jempol dari pada menyusu langsung pada saya. Sediiiiih....!!!

Power Pumping 3x sehari selama 3 hari
Jadi waktu kemarin (lagi-lagi) tidak sengaja lihat gambar cara meningkatkan pasokan ASIP, saya pun langsung bertekad mencoba metode power pumping ini. Metode ini sebenernya sudah beberapa kali saya dengar, tapi entah mengapa saya tidak pernah berpikir untuk mencari tau lebih lanjut. Akhirnya pertemuan tak sengaja dengan cara melakuan metode ini membawa saya untuk mempraktikannya.

Menurut theasianparent.com, power pumping adalah cara memompa ASI yang meniru frekuensi menyusu pada bayi yang sedang mengalami growth spurt.

Growth spurt adalah saat-saat di mana bayi membutuhkan ASI ataupun susu formula lebih banyak daripada biasanya, karena sedang dalam masa pertumbuhan yang pesat.

Pada saat-saat itu, bayi akan menyusu lebih sering, lebih lama, dengan hisapan lebih kuat sehingga hormon prolaktin memerintahkan otak untuk memproduksi ASI lebih banyak.


Caranya seperti berikut:
  • 20 menit pumping
  • 10 menit istirahat
  • 10 menit pumping
  • 10 menit istirahat
  • 10 menit pumping
  • Selesai

Apa itu Power Pumping
Nah yang beda-beda itu frekuensinya, ada yang bilang 2-3 kali sehari, ada yang bilang 1 kali sehari. Tapi tanpa mengurangi jadwal pumping harian dan dilakukan secara rutin ya.. Hasilnya bervariasi pada setiap orang. Ada yang sudah merasakan hasilnya sejak 48 jam setelah pertama kali melakukan power pumping, ada pula yang baru erasakannya setelah melakukan power pumping selama 1 minggu.
Kalau saya sih mau coba yang 2-3 kali sehari.

Tadi (tengah) malam saya sudah coba power pumping yang pertama. Hasilnya pada sesi terakhir ada ASI yang mengucur lagi, Let Down Reflect (LDR) pada kedua payudara, dan jumlah totalnya cukup banyak sekitar 40 ml. Cukup membuat senyum lebar yahh...

Jam makan siang tadi saya juga sudah melakukannya lagi, hasilnya sama ada LDR tapi hanya pada payudara kanan payudara kiri tidak sampai LDR walaupun ada ASI yang keluar. Total hasil perahan sesi siang bertambah sekitar 30 ml.

Baiklah kita teruskan sampai 2-3 hari ke depan. Semoga hasilnya memuaskan. Amiiiiin!


Perbedaan Power Pumping untuk dual pump dan single pump

Jumat, 16 September 2016

Mencoba Baby Sign Language (Bahasa Isyarat Bayi)

Hai hai....

Umur baby Ve sudah 8 (delapan) bulan nih dan mamanya ini pengen coba ngajarin baby Ve Baby Sign Language (BSL)

Mungkin para mommy di Indonesia belum familiar yah dengan BSL, ya sama kok saya juga baru tau soal BSL ini. Jadi kemaren-kemaren itu sebenernya lagi liat-liat model dress di Pinterest soalnya Aunty Petty mau nikah bulan Oktober 2016 nanti trus Mommy Ve dikasih bahan buat seragam. Yaaa langsung dong semangat '45 cari model dress yang kece biar pengantennya kalah.. Hahahhaaa... ya gak mungkin kan yah...

Yaoloooooh ngelantur deh sayah... Ehem... Iya, jadi waktu lagi liat-liat model dress di Pinterest, tanpa sengaja saya liat gambar tentang BSL, begitu saya klik gambarnya muncul deh link gambar-gambar lain tentang BSL ini. Karena penasaran, akhirnya saya mulai brosing-brosing soal BSL dan memutuskan untuk memulai proyek BSL buat Baby Ve.

BSL merupakan sarana komunikasi antara orang tua (dan orang-orang disekitar bayi) dengan bayi sebelum bayi dapat berkomunikasi secara verbal. Jadi sel-sel otot bayi berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan sel-sel syaraf di lidahnya. Inilah yang menyebabkan bayi dapat menggunakan tangan untuk berkomunikasi dengan orang tua dan lingkungannya.

Kenapa diputuskan dalam waktu singkat? Soalnya pas-pasan banget, katanya BSL bisa dimulai waktu bayi berusia 8 bulan daaaann usia Baby Ve kan emang pas banget yah 8 bulan. Tapi kita ga bisa berharap hasilnya akan instan langsung bisa gitu. Ada kalanya hasilnya baru bisa dilihat setelah 2 (dua) bulan, tapi katanya manfaatnya banyaaaak... Apa saja manfaatnya????
BSL Basic Chart 1

Buat Anak:
  1. Anak yang menguasai dua bahasa (bilingual) memiliki daya ingat yang lebih baik daripada anak yang menguasai satu bahasa. Selain itu juga mengarahkan bayi untuk melakukan perencanaan, penyelesaian masalah dan hal lain yang membutuhkan pemikiran.
  2. Mengurangi frustasi dan tantrum (kemarahan). Bayi belum dapat berbicara sehingga tangisan menjadi satu-satunya alat komunikasi mereka saat menginginkan atau membutuhkan sesuatu.
  3. Penelitian menunjukkan, anak yang belajar bahasa isyarat memiliki kalimat dan kosa kata yang lebih banyak pada usia 2 tahun. Area otak yang berfungsi untuk memahami arti dan simbol terstimuli dengan penggunaan bahasa isyarat sehingga anak lebih mudah mempelajari kata-kata baru, mempelajari ejaan dan meningkatkan kemampuan membaca.
  4. Rata-rata IQ anak yang mempelajari bahasa isyarat lebih tinggi 12 poin. Mereka lebih mampu memperhatikan dan menyimpan informasi


BSL Basic Chart 2
Buat orang tua:
  1. Stress berkurang.
  2. Memiliki hubungan (koneksi) yang lebih dalam dengan anak.
  3. Lebih mudah memberikan respon yang tepat ketika anak merasa kesal.
Biasanya untuk tahap awal disarankan untuk mengajarkan 3-5 kata yang paling sering digunakan. Tapiiiii.... kayaknya saya punya lebih dari 5 kata yang perlu diajarkan secara bersamaan deh: Mama, Papa, Uti, Akung & Opa, Susu, Makan, Lagi dan sudah selesai. Hmm... kata-kata itu kayaknya ga bisa dikurangin deh.

Proyek ini sudah saya mulai dari hari Rabu, 14 September 2016. Tapi ya itu, baru saya aja yang ngelakuin, orang-orang rumah walau sudah saya ajak masih belom mulai... Masih ngerasa aneh kali yah. Semoga aja niat baik ini bisa tereksekusi dengan baik.

Enak kan kalo anak kita ga dikit-dikit nangis hahahaaa.... Good luck for me!

Selasa, 16 Agustus 2016

Biaya Persalinan di RSIA Restu Kasih 2016

Tanggal 11 Agustus 2016 kemarin istri dari kakak saya melahirkan di RSIA Restu Kasih secara caesar menggunakan fasilitas BPJS kesehatan. Ga keluar biaya apapun alias gratis. Cerita lengkapnya menyusul yaaa....

Jadi sambil nunggu2 saya ambil kesempatan nanya biaya persalinan terbaru. Menurut saya kenaikannya cukup wow dibandingkan tahun 2015 yang saya share di sini.
Nanti saya bikinin tabelnya, tapi sekarang saya kasih fotonya dulu aja ya...
Perkiraan biaya ini hanya untuk ibu. Kalau bayi sehat biayanya antara 1-3 juta, kalau ada masalah akan lebih mahal.

Untuk biaya USG 4D nya juga lumayan besar kenaikannya. Biaya tahun ini Rp. 580.000,-, untuk pasien baru akan dikenakan tambahan biaya pembuatan kartu sebesar Rp 15.000,-

Pendapat saya tentang rumah sakit ini:
1. Agak sempit ya... bentuknya memanjang seperti ruko dan proses renovasi masih berlangsung jadi ya agak kurang nyaman kalau saya
2. Toiletnya kurang bersih. Petugas kebersihannya kurang sering membersihkan toilet sehingga toilet yang seharusnya toilet kering jadi agak basah. Sampah tissu juga sering kali melebihi kapasitas tempat sampah. Dan toiletnya hanya ada 2 bilik untuk 1 lantai dan tidak dibedakan lelaki dan perempuan.
3. Aturan kunjungan cukup ketat. Baby Ve yg berusia 7 bulan tidak boleh masuk ruang perawatan. Jadinya harus gantian deh nengokinnya sama uti...
Itu dulu ya... saya agak pusing mengetik di dalam bus.. 

Senin, 11 Juli 2016

Biaya Persalinan di RSIA Restu Kasih 2015

Berhubung sampai sekarang saya masih belum sempat mampir ke RSIA Restu Kasih untuk tanya-tanya update biaya persalinan/melahirkan tahun 2016, jadi untuk sementara, sama seperti RS Hermina Jatinegara, saya buatkan tabel biaya melahirkan tahun 2015 yang sumbernya dari forum ibu-ibu hamil.

Tabel Biaya Persalinan
RSIA Restu Kasih-Cililitan
Tahun 2015






Kelas Perawatan Normal Caesar

VIP 9.000.000 21.000.000

Kelas I 7.000.000 16.000.000

Kelas II 6.000.000 13.000.000

Kelas III 5.000.000 10.000.000





Notes



* Biaya tersebut belum termasuk biaya pendaftaran obat dll., baru biaya tindakan dan kamar saja
* RSIA ini baru direnovasi sehingga fasilitas masih bagus
* Paket Rujukan Bidan untuk Caesar kelas 3 biayanyaRp. 8.000.000,-
* Biaya USG 4D tahun 2015 hanya Rp. 390.000,-






Sumbernya ada di sini

Akhirnya saya kesampaian juga ke RSIA Restu Kasih tanggal 10 Agustus 2016 yang lalu, informasi biaya melahirkan/persalinan terbaru bisa dibaca disini

Biaya Persalinan di RS Hermina Jatinegara 2015

Kalau informasi soal biaya persalinan/melahirkan di RS Hermina Jatinegara tahun 2015 ini saya dapat dari salah satu forum ibu-ibu hamil. Supaya lebih enak dilihat, saya buatkan dalam bentuk tabel.

Tabel Biaya Persalinan
RS Hermina Jatinegara
Tahun 2015







Kelas Perawatan Normal (3 Hari) ILA (4 Hari) SC (5 hari)

Suite Room 20.282.750 26.152.600 35.263.500

SVIP 16.953.750 22.138.300 30.635.100

VIP 15.493.750 20.176.550 28.284.100

Kelas I 11.104.750 14.716.850 22.913.900

Kelas II 8.400.500 11.357.400 18.377.600

Kelas III 6.288.000 8.408.250 13.814.800






Notes




Biaya tersebut belum termasuk :
1 Biaya administrasi 7 % dari total kuitansi
2 Tarif jasa medis visit dokter
3 Tarif pemeriksaan lab dan penunjang medis lainnya
4 Obat-obatan









 

Sumber data ada di sini

Senin, 27 Juni 2016

Tentang Rumah Vaksinasi Cibubur

Berikut adalah informasi mengenai RV Cibubur yang saya rangkum dari blog RV Cibubur (per 5 April 2013 yang saya update per 27 Juni 2016):

Lokasi RV Cibubur sudah pindah dari samping Apotik Budi Lestari, masih di Jl. Kelapa Dua Wetan, tapi di samping lapangan parkir/basket kompleks perumahan Indokisar seperti di foto ini:
Peta Menuju Rumah Vaksinasi Cibubur

Buka setiap hari (7 hari seminggu) dengan jadwal:
          Senin-Jumat: 17.00-20.00 WIB
          Sabtu           : 08.00-12.00 WIB
          Minggu       : 08.00-11.00 WIB

Selama Ramadhan (tahun 2016), RV Cibubur hanya praktek pagi:
          Senin-Sabtu: 09.00-12.00
          Kamis: TUTUP
          Minggu: 09.00-11.00

Kontak dan pendaftaran ke RV Cibubur dapat dilakukan ke nomor 0813-8170-3070 untuk telepon, SMS, WhatsApp dan Line, sedangkan untuk pin BBM 271F736A. Walaupun bisa datang langsung, RV Cibubur lebih suka kalau kita melakukan pendaftaran terlebih dahulu supaya ketersediaan vaksin bisa dikonfirmasi. Format pendaftaran dapat dilakukan dengan format:
          NAMAspasiUMURspasiALAMATspasiVAKSINYANGDIPESAN

Saya sudah melakukan kontak melalui WhatsApp dan responnya cepat. Untuk konfirmasi ketersediaan vaksin dilakukan H-1.


Informasi terupdate mengenai RV Cibubur juga bisa diperoleh melalui twitter dan facebook berikut:
          Twitter: @rvaksincibubur
          Facebook Fanpage: Rumah Vaksinasi Cibubur

Untuk mendapatkan Price List Rumah Vaksinasi Cibubur, kita bisa mengirimkan email kosong ke:
          rvaksincibubur@gmail.com
RV Cibubur akan membalas email anda dengan Price List. 

Saya sudah coba email ke RV Cibubur dan langsung dibalas dengan pemberian Price List RV Cibubur seperti berikut.

Daftar Harga Vaksin RV Cibubur
Untuk teman-teman yang ingin mengetahui lokasi RV lainnya dapat melihat daftar berikut:
Alamat Rumah Vaksinasi

Update per 11 Juli 2016
Bukti Pembayaran RV Cibubur
Kunjungan ke RV Cibubur sudah saya lakukan tanggal 3 Juli 2016. Pelayanannya menyenangkan, pemeriksaannya cukup lengkap dan dr. Febi juga informatif. Perkembangan Baby Ve diperhatikan, saran-saran mengenai MPASI pun diberikan.

Ternyata riset tentang MPASI saya sangat amat kurang. Beruntung saya melakukan vaksinasi PCV 2 di RV Cibubur. Bu dokter memberi PeeR saya untuk browsing mengenai MPASI WHO. Rangkumannya akan saya berikan pada tulisan terpisah ya.

Untuk vaksinasi PCV 2 (Prevenar) Baby Ve, biaya yang saya keluarkan adalah Rp. 782.800,- dengan rincian:
          - Vaksin Prevenar Rp. 750.000,- (HET Rp. 850.000,-) 
          - Biaya Administrasi Rp. 10.000,- (karena pembayaran menggunakan kartu kredit)
          - Fee kartu kredit (3%) Rp. 22.800,-
 Kalau kita membayar secara cash hanya akan dikenakan biaya vaksin.

Vaksinasi berikutnya pasti ke RV Cibubur lagi ^_^

Rabu, 15 Juni 2016

Biaya Melahirkan di BKM St Anna Cijantung 2016

Masih informasi dari kakak saya, biaya melahirkan di Balai Kesehatan Masyarakat (BKM) St Anna, Cijantung adalah Rp. 2.500.000,-

Di St Anna ini hanya ada persalinan secara normal, jika diindikasi harus melahirkan secara Caesar, maka akan diberikan rujukan ke rumah sakit yang dipilih.
Untuk alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi adalah sebagai berikut:
Jl. Raya Bogor Km 24,6
Telp. 021- 8778 0420/840 0139(RB)
Fax. 021- 8778 0420

Biaya Melahirkan di RS Harapan Bunda 2016

Info ini saya dapet dari kakak saya yang istrinya akan melahirkan di bulan Agustus 2016 nanti. Semoga bisa membantu teman-teman yang membutuhkan yaa...

Kelas 1
Persalinan Normal Rp. 7.000.000,-
Persalinan Caesar Rp. 16.000.000,-
Kamar Ibu Rp. 485.000,- per malam
Kamar Bayi Rp. 290.000,- per malam
Visit dokter Spesialis Rp. 175.000,- per visit
Visit dokter konsulen (ga ngerti maksudnya apa) Rp. 350.000,- per visit
Uang muka Rp. 4.000.000,- + biaya persalinan

Kelas2
Persalinan Normal Rp. 5.100.000,-
Persalinan Caesar Rp. 13.500.000,-
Kamar Ibu Rp. 360.000,- per malam
Kamar Bayi Rp. 200.000,- per malam
Visit dokter Spesialis Rp. 150.000,- per visit
Visit dokter konsulen (ga ngerti maksudnya apa) Rp. 300.000,- per visit
Uang muka Rp. 3.000.000,- + biaya persalinan

Demam, Batuk dan Pilek pada Bayi

Hari ini saya jalan-jalan ke web BidanKita, baca-baca tulisan tentang Batuk dan Pilek pada Bayi disini dan soal Demam pada Anak disini kedua tulisan itu menjelaskan dengan lengkap soal apa itu demam, batuk dan pilek beserta cara menanganinya. Versi lengkap dari hasil browsing saya selama ini. Tapi kalo buibu butuh pengalaman pribadi dalam menangani bayi yang demam, batuk dan pilek, buibu bisa buka link ini.          

Kalo pengalaman saya waktu Baby Ve demam, batuk dan pilek kemarin sih, yang suka bikin panik itu justru orang dewasa disekitar kita, kalo kasus saya ya Papanya Ve. Karena Ve sudah demam 5 hari akhirnya Papa Ve panik dan berangkatlah kita ke bidan. Soalnya sudah malam, kalo ke rumah sakit pun pasti sampe sana, pendaftarannya sudah tutup.

Setelah Bu Bidan periksa ini-itu, akhirnya Ve dikasih obat batuk, pilek dan flu dalam 1 sirup dan ditambah antibiotik karena demamnya sudah 5 hari. Di tempat bu Bidan sih saya iya, iya saja. Tapi begitu sampe rumah, saya langsung bilang ke suami dan Utinya Ve, saya gamau Ve minum antibiotik. Utinya sih terserah sama saya, tapi Papanya masih sempet kekeuh buat ngikutin saran bu bidan.

Karena saya ga sreg, saya kirim WhatsApp ke DSA (Dokter Spesialis Anak) nya Ve, menanyakan apakah perlu diberikan obat untuk demam, batuk dan pileknya Ve. Bu dokter jawab boleh. Berarti ga harus dong. Trus saya minta rekomendasi obat untuk batuk dan pileknya Ve, dikasih rekomendasi mucopect dan rhinos.

Akhirnya kami memberikan obat demam, batuk dan pilek dari bu bidan tanpa antibiotik agar Ve dan Papanya merasa lebih nyaman. Namun saya berjanji dalam hati, jika Ve mengalami demam, batuk dan pilek di kemudian hari, saya akan memberikan home treatment (HT) sebelum (terpaksa) memberikan obat. Kalaupun harus memberikan obat, maksimal parasetamol saja.

Oh iya, buat buibu yang baru punya bayi, pemberian parasetamol (dan obat-obatan lain) pada bayi dan anak yang benar itu bukan berdasarkan usia lho ya, tapi berdasarkan berat badan. Untuk cara menghitungnya bisa dilihat disini.

Semoga tulisan ini membantu ya...

Rabu, 08 Juni 2016

Rambut Rontok Setelah Melahirkan

2 (dua) minggu setelah kembali masuk kerja, setelah cuti melahirkan selama 3 (tiga) bulan, rambut saya mulai rontok. Semakin hari jumlah rambut yg rontok semakin banyak dan jejaknya ada dimana-mana. Di lantai, bantal, kasur, baju, bahkan di badan baby Ve... Errrrgh... Horor banget ngeliatnya...

Coba ganti shampo ga ngaruh, jadilah rambut yg bertengger di kepala ini semakin tipis. 2 minggu yang lalu sempet mau potong rambut, yaaah nega-negain diri ga langsung pulang ke rumah, tapi ternyata mas yana si empunya salon langganan (salon YY) lagi pergi. Jadilah saya pulang dengan bawa bakso (kok ga ada hubungannya ya? Hehehehee)

Akhirnya saya belum jadi potong rambut sampe sekarang. Soalnya buat saya, masalah potong rambut itu harus banget dapet momen yang pas. Pas ada niatnya, pas ada waktunya, pas ada model rambutnya, pas ada yang motongnya (penting banget!) dan yang lebih penting lagi pas ada duitnya! Kalo engga mau bayar pake apakah?

Kepo dong saya, ini rontok udah 2 bulan kenapa ga ilang-ilang, masa iya selama saya bekerja sambil tetap menyusui baby Ve rambut saya akan tetap rontok, bisa botak dong! Setelah minta pencerahan sama mbah google, saya dikasih link ke blognya dr. Didi K, SpOG disini

Menurut pak dokter, rontoknya rambut ga ada hubungannya sama sekali sama aktifitas menyusui. Penyebabnya adalaaaa....h perubahan kadar hormon estrogen. Jadi yang namanya rambut itu punya 2 fase selama eksistensinya (bahasa apalah itu), yang pertama fase pertumbuhan atau biasa disebut anagen dan yang kedua fase istirahat yang disebut telogen. Fase anagen berlangsung selama 3 tahun dan diikuti sama fase telogen selama 3 bulan. Tapi ini umumnya aja yah soalnya hal ini bervariasi untuk setiap orang.

Dalam kondisi normal, 85-95% rambut perempuan itu berada pada fase pertumbuhan. Nah waktu hamil, banyak perempuan ngalamin perubahan hormon yang meningkatkan prosentase rambut yang berada pada fase pertumbuhan. Itu sebabnya banyak ibu hamil yang rambutnya bertambah tebal saat hamil.

Setelah melahirkan, hormon kembali berubah. Di masa ini banyak rambut yang akan memasuki fase istirahat. Ini nih yang bikin kerontokan rambut kita lebih banyak dari biasanya. Kerontokan rambut ini biasanya dimulai sekitar 3 bulan setelah melahirkan dan berlangsung selama 1-6 bulan. Umumnya rambut ibu menyusui akan kembali normal setelah 6 bulan.

Kalau kita sedang memasuki masa ini, pak dokter menyarankan hal-hal berikut:
  • Potong rambut agak pendek (bergaya pendek), rambut yg pendek lebih mudah dirawat.
  • Sampo dan kondisioner yang bagus bisa juga membantu mengurangi kerontokan.
  • Hindari menggunakan sisir yang "menarik rambut", agar tidak menambah kerontokannya.
  • Suplemen multivitamin dan mineral bisa juga membantu dan pastikan mendapatkan asupan protein yang cukup.
  • Pengobatan2 dengan herbal juga bisa dicoba.
Baiklah, karena rontoknya rambut ini sudah 2 bulan, berarti tinggal 1 (satu) bulan lagi kan ya... Semangat!!!
Rambut yang rontok saat keramas
Setiap kali menyisir rambut dapet segini...










 23 Agt 2016
Mau update!
Sejak sekitar sebulan yang lalu rambut yang rontok udah ga sebanyak di foto-foto itu hanya tinggal setengahnya bahkan kurang dari itu.
Yippy...!!!   

Selasa, 07 Juni 2016

Vaksinasi Baby Ve

Dimana baby Ve imunisasi?
1. Bidan Sri Mohadi: Suntikan vitamin K dan vaksin hepatitis B (1), polio 0, Hepatitis B (2), polio (1)
2. Posyandu: Polio (PIN), DPT/HB1/Polio2,
3. Puskesmas: BCG, polio 1
4. RS Meilia Cibubur: PCV 1

Biaya imunisasi baby Ve
1. Bidan Sri Mohadi: Ga tau rinciannya, soalnya sekalian mamanya kontrol setelah melahirkan
2. Posyandu: Gratis! Kecuali pertama kali datang diminta sumbangan sukarela untuk KMS (Kartu Menuju Sehat) yang penampakan bagian dalamnya bisa dilihat di bawah.
3. Puskesmas: Rp. 2.000,- ajaaa...
4. RS Meilia Cibubur: PCV 1 totalnya 1.047.285 untuk rinciannya sesuai dengan foto kwitansi ini

KMS: pink untuk perempuan, biru untuk laki-laki
Biaya Vaksinasi PCV Baby Ve
Sebagai ibu yang baik saya memberikan imunisasi untuk anak saya, sebagai ibu yang bijak (yaampun istilahnya) imunisasi wajib saya berikan di Posyandu. Alasannya sederhana: murah dan dekat rumah. Kekurangannya: pengukuran tinggi badan seringkali asal dan pemeriksaan nya kurang menyeluruh. Yaaaah namanya juga gratisan kan ya, apalah yang bisa diharapkan...

Saya sempat terlalu lama bimbang apakah mau memberikan imunisasi wajib saja atau seauai rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) alhasil, terlewatlah jadwal imunisasi rotavirus. Selain itu saya agak bingung sih, imunisasi wajib di posyandu itu sudah termasuk Hib belum ya. Soalnya kalo di KMS-nya baby Ve ga ada tulisan Hib-nya. Tapi hasil brosing sana-sini katanya sudah masuk program imunisasi wajib pemerintah dan diberikan berbarengan dengan DPT combo (vaksin pentavalen).

Waktu imunisasi DPT combo, saya kan sudah masuk kerja, jadi yang bawa baby Ve ke posyandu ya Utinya. Saya sudah minta tolong sama Uti buat tanyain ke bidan di posyandu soal Hib ini kalau ke Posyandu lagi, kalau belum termasuk berarti harus ambil di luar.

Nah, imunisasi tambahan ini yang bikin mama-papanya Baby Ve pusyiiiiiing. Mahal! Semoga oh semoga tahun ini dapet asuransi lagi dari kantor papanya Ve. Kalo ga dapet berarti vaksinasinya pindah dari RS Meilia Cibubur ke Rumah Vaksin (RV) Cibubur. Katanya lebih murah, cuma bayar harga vaksinnya aja. Waktu itu baca reviewnya disini, disini dan disini. Kalo mau info lebih lanjut bisa juga buka link ini 

Okelah, baru tau itu aja, nanti kalo ada perkembangan diupdate lagi ya... :)

16.06.16
Update. Hari ini Uti bawa Ve ke Posyandu. Sesuai permintaan saya, Uti sudah menanyakan perihal Hib, ternyata vaksin ini memang termasuk dalam vaksinasi bersamaan dengan DPT dan istilahnya sudah bukan combo lagi, melainkan pentavalen. 

Oke, fix. Tinggal pusing biaya buat vaksinasi PCV 2 bulan Juli nanti.

Tambahan:
Buat Buibu yang belum punya jadwal imunisasi anak bisa liat foto berikut:
Jadwal Imunisasi Anak sesuai Rekomendasi IDAI

Link Bagus Soal Kehamilan dan Tumbuh Kembang Bayi

Sejak hamil baby Ve, saya jadi rajin (lagi) browsing tentang serba-serbi kehamilan dan bayi. Bermanfaat banget buat mengurangi kegalauan dan nambah ilmu pastiya. Buat temen-temen yang lagi hamil atau punya bayi dan ingin memperdalam ilmunya boleh banget coba akses link-link di bawah ini:
  1. http://arifianto.blogspot.co.id/ blog ini punyanya dr. Arifianto Sp. A atau yang lebih dikenal dengan sebutan dr. Apin, dokter anak yang (menurut apa yang saya baca) ga komersil dan bener-bener peduli soal kesehatan anak, isinya tulisan-tulisan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan bayi dan anak; penyakit, imunisasi dll.
  2. http://www.idai.or.id/ website nya Ikatan Dokter Anak Indonesia
  3. http://www.bidankita.com/ website ini milik Bidan Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes pas banget buat para Ibu/calon Ibu yang mau melahirkan secara normal, sayangnya saya baru kenalan sama web ini setelah bayi Ve lahir... 
  4. http://www.babycenter.com/ isinya informasi-informasi penting soal kehamilan, melahirkan dan tumbuh-kembang bayi. Agak pe er sih kalo bahasa Inggrisnya pas-pasan.. hehehhee...
  5. http://milissehat.web.id/  
  6. http://infoimunisasi.com/
  7. Apalagi yah... nanti saya tambahin ya kalo udah inget... hihihiiii


Kamis, 02 Juni 2016

Free uber ride

Setelah bujuk rayu gendis, akhirnya saya men-download aplikasi uber. Seperti aplikasi sewa kendaraan yang lain, aplikasi ini mudah digunakan. Jadi, saya masukkan kode voucher dari gendis dan saya mendapatkan free ride untuk penggunaan pertama senilai Rp. 75.000,- horeeee!!! (fakir gratisan)

Nantinya, setelah saya melakukan perjalanan pertama, gendis juga akan mendapatkan free ride senilai Rp. 75.000,-
Hmm... Mirip seperti promo gojek di awal2 kemunculannya yah. Yang membedakan adalah pada aplikasi gojek, nilainya hanya Rp. 50.000,- namun dapat digunakan untuk lebih dari 1x perjalanan.

Saya sih masih menunggu waktu yg tepat untuk menggunakannya, waktu isi dompet saya tipissss.. Hehheee..

Buat teman2 yang baru mau mendownload aplikasi ini boleh banget lho pakai kode voucher saya:
wulank37ue

Ayooo... Kita jalan2 gratissss!!

Rabu, 01 Juni 2016

Breast pump spectra


31.05.16
Ahahahaiii... Akhirnya kebeli juga Spectra 9s, udah sampe di rumah dengan selamat dan ga kurang suatu apa. Belinya lewat tokopedia di cherry baby kids shop. Harganya cukup miring, Rp. 1.495.000 ongkir cuma 9rb pake jne reg, hari ini pesan eh besoknya udah nyampe. Selain itu belanja di Tokopedia bisa cicilan 0% sampai 12 bulan. Mantap!
Spectra ini bukan breast pump idaman saya. Sebenernya saya kepo banget sama philip avent natural comfort, tapi apa daya kantong berkata tidak. Manualnya aja harganya sekitar Rp. 600.000,-  Heheheee...

Sebelum beli, saya sempet galau juga antara beli ini atau malish aria soalnya harga ga jauh beda (bahkan waktu itu malish lebih murah krn lagi promo + bonus coolerbag + free ongkir = Rp. 1.490.000) dan dari sedikit banget review tentang malish, belum ada yg kasih review negatif. Jadi penasaran! Tapi apalah arti penasaran kalau ternyata nanti ga cocok, uangnya malah kebuang percuma. Seperti kata kebanyakan orang, breast pump itu cocok2an.

Selama ini saya pakai spectra handy plus, breast pump manualnya spectra. Hasil pompa ok, ga ada masalah sebenarnya cuman kok tuasnya agak ringkih ya. Pada bagian pertemuan antara corong dengan tuas sudah mulai patah sebelum 3 bulan pemakaian, dan sekarang, di usia pemakaian 4 bulan lebih 3 minggu saya liat sudah ada retakan calon patah... Semoga tidak mengganggu performa yah. Soalnya harga tuasnya Rp. 70.000,- padahal harga 1 set barunya sekitar Rp. 250.000,- mendingan beli baru sih menurut saya.

Karena saya kelamaan galau akhirnya suami saya yg ketok palu. Dia bilang kamu kan udah cocok pakai spectra, udah daripada coba2 yg belom jelas cocok apa engga, mending kamu beli spectra aja. Baiklah pak suami!

01.06.16
Tes tes tes, cek cek cek... Coba coba coba... Saya ga mahir deh!
Percobaan hari pertama saya cuma pakai 1 pompa trus waktu saya nyalain mesinnya dan saya tempelkan si corong ke payudara saya... Kok ga berasa apa2 ya?? Matikan pompa, cabut selang dari back flow preventer, nyalakan mesin, cobain ke tangan ada hisapannya kok. Matikan mesin, selang saya pasang lagi ke back flow preventer, saya coba kencangkan sambungan selang ke back flow preventer, pasang corong ke payudara, nyalakan mesin daaaa....n tetap tidak berasa apa-apa. Duh... Kenapa ya ini...

Akhirnya saya buka manual book, intinya kalau tidak ada hisapan lepaskan semua part dan pasang ulang, pastikan semua terpasang kencang. Ok, sudah! Saya nyalakan lagi mesinnya, dan kali ini berhasil! Hisapannya bisa kita atur yg pas dengan selera kita. Hari pertama ini cuma saya pakai di payudara kiri karena sudah kesiangan hasilnya 115 ml. Produksi asi saya dipagi hari untuk 2 payudara biasanya antara 200-250 ml. Masalah ga ada hisapan itu bener2 ngabisin waktu pagi saya yg ga banyak.

Iyaaa, setelah pumping pagi, saya harus mandi, dandan, nyusuin si kecil trus berangkat ke kantor. Saya bangun jam 4.30 dan berangkat ke kantor jam 6.15.

02.06.16
Hari ini percobaan hari kedua, percobaan pertama menggunakan double pump.
Ngomongin soal ga mahir... Harusnya kan hari ini udah lebih pinter yah makenya?! Ternyata saya itu... Masih belom pinter juga!! Kejadian kemarin terulang lagi lho! Dan kali ini walau sudah dibongkar-pasang, yang 1 masih tetep ga berasa apa2. Hadueh.. Pusying saya! Mana kesiangan, baru bangun jam 5 lagii...

Akhirnya dalam keputusasaan saya mencoba menutup lubang di bagian bawah corong dan tanpa saya sangka... Berhasil!  Asi mulai menetes, dan langsung saja saya masuk tahap expression, ga pake massage2 lagi. Asi saya mengucur deras, hati pun senang karena puas. Bahkan setelah saya pikir kucuran (apalah istilah ini) asi payudara kiri saya akan terhenti, ternyata alirannya menjadi deras lagi. Sayangnya botol sudah penuh dan waktu sudah tidak memungkinkan, jadi aksi pumping terpaksa saya hentikan. Waktu menunjukkan jam 05.45 what?!

Mandi, dandan seada2nya, nyusuin, dan berangkat jam 6.30 lah saya jadinya....
Hasil hari ini berapa?? 265 ml untuk kedua payudara. Horeee...!! Bolehlah joget2nya ga pake jungkir balik...
tuas spectra handy plus yang retak
Spectra Handy Plus tanpa silicon massager dan tutup atas
Spectra 9s dan hasil perahannya (saat payudara tidak teralu penuh)
Kemasan Spectra 9s