Selasa, 13 Desember 2016

Lactation Energy Bites: Done!

Resep Asli LEB
Liburan 12 Desember 2016 kemarin saya sukses bikin Lactation Energy Bites (LEB). Perjuangan banget sih soalnya Baby Ve maunya nempel terus. Akhirnya dari yang rencananya praktek 2 (dua) resep yang tereksekusi cuma 1 (satu) resep.


Si LEB ini gampang banget bikinnya. Tinggal masukin semua bahan jadi satu, aduk-aduk sampai tercampur rata, dibentuk bola-bola trus tinggal masuk freezer. Waktu pembuatannya kurang dari 30 menit (tanpa gangguan ya!).
Cup tempat selai


LEB yang saya buat mengalami sedikit modifikasi yah... lebih ke takaran bahan-bahannya sih. Penyebabnya karena saya males ngotor-ngotorin si cup takaran yang saya punya. Hahahhaa....

Oke, cuap-cuapnya cukup yah, begini cara saya bikin:


Bahan-bahan:
  • 1 cup selai kacang (saya pakai merek Alfamart karena murah sekitar Rp. 13.000,- dan ga mengandung susu sapi)
  • 2 cup rolled oatmeal merek Haverjoy (saya pilih merek ini karena murah tapi saya lupa harganya berapa)
  • 1 cup chocolate chips (saya pakai perek Collata karena murah dan tidak mengandung susu sapi)
  • 3/4 cup flaxseed (saya pakai yang whole (utuh) karena murah, saya beli online di Tokopedia Rp. 15.000,-/250 gr + ongkir Rp. 9.000,-. Karena Flaxseed utuh ini rasanya seperti rumput, jadi saya sangrai dulu sebentar)
  • 2/3 cup madu (saya pakai madu TJ karena itu yang ada di rumah)
  • Adonan yang sudah tercampur rata
  • 2 bungkus kecil vanili bubuk cap koepoe-koepoe (sekali lagi karena stok yang ada di rumah sepertinya yang dimaksud di resep asli itu vanili berbentuk cair)

Cara Pembuatan:
  • Masukkan semua bahan ke dalam wadah
  • Campur sampai tercampur rata
  • Bentuk adonan berbentuk bola-bola (saya bentuk pakai sendok dan berhasil membuat 18 bola-bola dengan ukuran berbeda-beda)
  • Masukkan dalam freezer
  • LEB siap dinikmati! 

rolled oat

Tadinya saya sempat ragu mengenai rasa makanan ini. Saya sampai pesan kepada Uti, "Ti...nanti kalo rasanya ga enak, Uti yang abisin yah..."
Hahahhaaa... Iya, saya emang anak kurang ajar..


Kesulitan dalam membuat LEB adalah menjauhkan tangan Baby Ve dari adonan. Si kecil ini lagi seneng-senengnya ngacak-ngacak segala sesuatu. Apalagi yang lagi dikerjakan mamanya. Setelah tidak berhasil membuat bola-bola LEB sambil menggendong samping Baby Ve, dan sempat memakai gendongan carrier dengan cara gemblok, akhirnya si Ve kecil saya serah-terimakan ke papanya. Hahahahaaaa....


Menurut saya rasa LEB ini lumayan enak dan cukup mengenyangkan, yang bikin rasanya kurang OK di lidah saya adalah si Flaxseed. Walaupun sudah di sangrai (boleh ga ya sebenernya di sangrai?!) ternyata rasanya masih aja kurang cocok di lidah saya. Mungkin lebih enak pakai yang sudah digiling ya. Ada kok tapi harganya Rp. 40.000,- /250 gr ada juga yang Rp 35.000,-/225 gr
LEB ala Mama Ve


Mengenai fungsi sebagai booster ASI belum bisa saya konfirmasi, karena kalau di rumah saya hanya pumping subuh saja, selebihnya dihisap langsung oleh Baby Ve. Subuh tadi sih ASI yang saya perah agak meningkat, sekitar 2 x 90 ml, tapi ada kemungkinan disebabkan oleh jam terakhir Baby Ve menghisap payudara saya yang masih sekitar jam 21.00.


Selamat mencoba!

NOTES:
Ukuran cup yang saya pakai buka cup takaran untuk membuat kue yang standar itu ya, ini saya pakai cup tempat selai kacang ^_^

Jumat, 09 Desember 2016

Harus Coba Bikin! Lactation Cookies

The Miracle Milk Cookie
Masa ASI seret saya ternyata berkepanjangan. Sejak Baby Ve harus dirawat karena Muntaber (baca disini), produksi ASI saya menurun. Yang tadinya setiap subuh dan sesi pertama di kantor, saya bisa dapat 2 (dua) botol ex UC @ 120-130 ml, sekarang hanya mendapatkan 1 (satu) botol, kalaupun ada lebih hanya sedikit. Sehingga setiap hari total ASIP yang saya hasilkan hanya 3 (tiga) botol, sedangkan jarang sekali Baby Ve minum hanya 3 botol dalam sehari akhirnya stok di freezer pun menipis. Saat saya berangkat kerja pagi tadi, stok di freezer tinggal 7 (tujuh) botol ex UC.

          Kalau ingin mengetahui jadwal memerah saya, bisa baca Jadwal Memerah Asi ala Mama Ve

Sudah beberapa hari ini saya browsing seantero Pinterest mencari resep-resep kue laktasi, 2 yang paling menarik untuk saya buat adalah The Miracle Milk Cookie dan Lactation Energy Bites  alasannya sederhana sih, tampaknya kedua resep itu tidak terlalu sulit dibuat. Tapi ada beberapa bahan yang tidak biasa digunakan untuk pembuatan kue, yaitu brewer's yeast dan flaxseed.

Lactation Energy Bites
Karena saya ini orang yang malas praktis, saya mengandalkan toko online untuk mendapatkan flaxseed dan brewer's yeast. Untuk flaxseed tidak menjadi masalah, sangat banyak toko online yang menjual dari yang murah sampai yang mahal, dari yang masih utuh (whole) sampai yang sudah digiling (milled). Memang yang sudah digiling lebih mahal harganya, Rp. 40.000,-/250 gr. Kemarin saya memesan ntural brown flaxseed whole seharga Rp. 15.000,-/250gr ditambah ongkos kirim Rp. 9.000,- total Rp. 24.000,-, sekarang saya tinggal tunggu pengiriman dan kedatangan barang. Semoga besok barangnya sudah sampai supaya saya bisa membuat Lactation Energy Bites hari senin nanti.

Berbeda dengan flaxseed, untuk brewer's yeast agak sulit ditemukan. Kebanyakan yang ada di (toko on line) Indonesia adalah brewer's yeast untuk binatang peliharaan (kucing dan anjing). Setelah browsing sana-sini, akhirnya di Tokopedia ada juga toko yang menjual brewer's yeast untuk konsumsi manusia, tapi hargaya agak mahal ya, Rp. 109.000 untuk ukuran 250 gr. Pembelian brewer's yeast sepertinya harus ditunda dulu, masuk budget akhir bulan yaaa...

Baiklah, nanti kalau sudah praktek saya akan update lagi...

Kamis, 01 Desember 2016

Jadwal Memerah ASI ala Mama Ve

Buat Ibu bekerja macam saya, memerah ASI merupakan sebuah keharusan. Sering kali menjemukan dan melelahkan namun harus dilakukan demi hasil yang terbaik bagi si kecil.

Saya sudah mulai memerah ASI sejak Ve berusia kurang dari 1 (satu) bulan, namun belum rutin, sesempatnya saja. Hanya untuk mulai membiasakan Ve minum ASIP (ASI Perah). Rutinitas yang sesungguhnya saya mulai saat Ve berusia 1 bulan. Saya memerah setiap pagi. Sebisa mungkin dimulai jam 5 pagi saat Ve belum bangun dan jumlah ASI saya sangat melimpah ruah karena belum dihisap semalaman. Hasilnya, saat kembali bekerja, stok ASIP di freezer ada sekitar 65 botol ex UC.

Berdasarkan sumber-sumber di internet, waktu memerah ASI yang disarankan adalah setiap 2-3 jam sekali. Pada kenyataannya, sebagai praktisi perah (halah!) hal ini sangat sulit untuk dilakukan. apalagi hasil perahan sesi pertama di kantor hanya sedikit. Dalam 1 kali sesi hanya mendapat kurang dari 1 botol ex UC. Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk memerah juga tidak sedikit. Mencuci, steril, pakai memakan total waktu setidaknya 45 menit. Kan tidak enak juga ya kalau kita ambil waktu 3x45 menit. Bisa-bisa pekerjaan saya tidak selesai. Akhirnya saya menyerah!

Pada akhirnya, rutinitas memerah yang saya lakukan adalah seperti ini:
04.30-05.15: Memerah ASIP untuk diminum Ve di sebelum jam 11.00
05.45-06.15: Menyusui Ve secara langsung
11.00-11.45: Memerah sesi 1 di kantor
15.30-16.15: Memerah sesi 2 di kantor
20.00 dst.    : Menyusui Ve secara langsung

Pada hari kerja, biasanya saya menyusui secara langsung sebanyak 3-4 kali dalam sehari dan konsumsi ASIP Baby Ve selama saya bekerja adalah 3-6 botol ex UC per hari.

Selama memerah di kantor, sampai dengan usia Ve 6 bulan, saya bisa mendapat ASI sebanyak 3-3,5 botol ex UC (@120 ml), sedangkan setelah MPASI saya mendapat 2,5-3,5 botol ex UC. Begitu saya mendapatkan haid pertama saya setelah melahirkan pada pertegahan September, jumlahnya kembali menyusut menjadi 2-3 botol ex UC per hari.

Sedangkan hasil perahan saya saat subuh awalnya saya mendapat 2 botol ex UC per hari (sengaja saya batasi hanya 2 botol karena Baby Ve masih akan menyusu langsung), dan sekarang antara 1-2 botol ex. UC, tergantung jam terakhir Ve minum langsung dari payudara saya.


Selama 3 (tiga) bulan dari pertengahan Mei-Juli 2016 saya mendonorkan sebagian ASI saya untuk Baby Gili, anak dari salah satu rekan kerja saya. Saat itu ASI mamanya sudah tidak keluar karena sejak berusia 3 bulanan Baby Gili bingung puting, tidak mau lagi minum langsung dari payudara mamanya. Akibatnya produksi ASI mamanya pun menurun drastis, diikuti siklus menstruasi yang menyakitkan sebagai penyesuaian pemasangan spiral bahkan pernah prosuksinya hanya 20 ml dalam sehari.

Akhirnya walaupun masih ingin memeberi ASI, Mama Gili menyerah dan memberikan susu formula tepat di usia 6 (enam) bulan.Mekanismenya, setiap hari Senin, Rabu dan Jumat, ASIP yang saya dapat akan dibawa pulang oleh Mama Gili sedangkan hasil perah hari Selasa, Kamis dan Sabtu saya bawa pulang. Memang Baby Gili hanya dapat minum 1-2 botol ASIP sehari, namun cukup lumayan dibanding tidak minum ASI sama sekali.

Kami memang tidak melakukan screening seperti yang seharusnya dilakukan dalam pendonoran ASI, ini tidak patut ditiru sebenarnya. Kami harap niat baik kami tidak mengakibatkan efek yang buruk pada Baby Gili.

Sekarang di usia Baby Ve yang hampir 11 bulan, stok ASI di freezer ada 11 botol UC. Hahahaaa.... sudah bikin saya kebat-kebit.

Saya rasa sudah waktunya saya kembali melakukan power pumping. Terakhir kali (pertama kali) saya melakukan power pumping, jumlah ASI perahan saya berhasil meningat sekitar 20-40%. Jadi walaupun power pumping ini lebih melelahkan dan memakan banyak waktu, rasanya patut dicoba kembali.
Kali ini akan ditambah konsumsi ASI booster favorit saya: Almond! Semoga pesanan Almond saya segera datang... ^_^